Sadako dan Hak Prerogatif Tuhan
sadako sasaki, paper crane, bangau kertas, origami, orizuru, jepang, hiroshima, bom atom
sadako sasaki, paper crane, bangau kertas, origami, orizuru, jepang, hiroshima, bom atom
tentang meminta dan memberi maaf
*coret yang tidak perlu
1.SUARA GUE JELEK!
“Suara saya jelek, suara saya cempreng kayak Donald Bebek. Ih, geli denger suara sendiri! Amit-amit deh!“
Terlalu sering saya mendengar komentar-komentar seperti ini, dan tanggapan saya selalu sama: MEMANG!
….
Tau nggak berapa uang jajan anak-anak SD di zaman ORBA? Sini gue ceritain.
Sebelumnya gue kasih latar belakang dulu. Ini terjadi di sekitar awal tahun 80-an, dan waktu itu gue baru pindah ke Pondok Gede, di pinggiran Jakarta Timur. Soalnya tiap kota te…
Warning! Spoiler Alert dari paragraf pertama
Gue baru nonton ulang lagi Star Wars: The Acolyte episode 8 (terakhir) gara-gara di bagian akhirnya ada cameo sosok yang paling gue suka. Yah walaupun cuma beberapa detik dan cuma ditampilkan dari belakang, …
Namanya Cut Zahara Fona. Dia ini adalah prankster terhebat di era Orde Baru menurut gue. Gimana enggak hebat? Dia berhasil nge-prank banyak pejabat negara termasuk Wakil Presiden ketika itu, dan juga konon termasuk Perdana Menteri Malaysia dan Perdana …
“Our core business is creativity, and creativity is not written in stone!” […]
Earworm! Orang barat menyebutnya begitu untuk mengacu pada sebuah fenomena ketika di […]
* Artikel ini pernah dimuat di Kolom Pelantang, Paberik Soeara Rakjat, 23 […]
Saya dari dulu meyakini konten-konten audio khususnya podcast akan mempunyai masa depan […]