Beli Gitar Itu Kayak Cari Calon Suami Harus Yang Nyaman. Sejarah panjang saya dan dunia musik pada akhirnya tiba pada konklusion bahwa saya hanya bisa memainkan satu alat musik yaitu gitar. Catat: gitar akustik. Padahal dulu, waktu perangkat band keluarga (Jemiri Band) belum dijual, saya mencoba menabuh drum secara otodidak dan mencoba memainkan orgen. Kalian pun jangan berpikir ketinggian bahwa saya jago memainkan gitar kayak musisi-musisi keren Indonesia. Tidak, saya belum sampai pada tahap itu karena kunci yang dikuasai pun baru yang paling dasar. A, B, C, D, E, F, G dengan tambahan Am, Em, Bm, Dm, Fm, sedangkan Cm masih bikin saya garuk kepala. Hahaha. Setidaknya saya bisa mengiringi diri sendiri bernyanyi, dan tentu saja Mamatua! Hyess, Mamatua suka banget menyanyikan lagu Teluk Bayur.
Sejarah panjang saya dengan gitar pun ngeri-ngeri sedap. Hehe. Pertama beli gitar di Toko Sahabat, bertahun-tahun lampau (saya lupa tahun berapa pokoknya sudah lama banget). Asal membeli, yang penting punya gitar. Gitarnya kemudian rusak dan lantas diperbaiki sama Noel Fernandez, dicat kuning, ditempeli stiker. Gitar yang usianya sudah bermusim-musim itu akhirnya saya ikhlaskan tidak lagi berada di Pohon Tua (nama rumah kami). Sekian lama saya hanya bisa meminjam gitar pada Akim Redu dan Violin Kerong. Gara-gara meminjam gitar itulah saya jadi tahu perbedaannya. Ha? Apanya yang beda?
Gitar yang dipinjamkan Akim itu berbodi besar, sama dengan gitar lama saya, dengan neckpanjang/normal. Ingat ya, ini gitar akustik. Lanjut, sedangkan gitar yang dipinjamkan Violin itu berbodi lebih kecil dan sangat nyaman ketika memainkannya. Pelukannya mantap jiwa. Kemudian saya pergi ke Kedai Kampung Endeisme di mana gitar yang disediakan di sana, untuk dimainkan pengunjung, berbodi lebih ramping dan tingkat kenyamanannya lebih tinggi dari pada saat memainkan gitar milik Violin. Sejak saat itu saya berjanji pada diri sendiri bahwa suatu saat akan membeli gitar berbodi kecil dan ramping dengan neck pendek. Kenapa lebih suka neck pendek? Pertama, agar jangkauan tangan saya tidak perlu sampai bikin otot pegal. Kedua, tidak perlu memakai bantuan capo yang dipasang pada fret yang merupakan bagian dari neck gitar.
Malam Minggu kemarin impian saya terwujud. Sepulang dari kampus saya menuju Jalan Melati lokasi Toko Abdee Acoustic. Bersama Akim dan tiga saudaranya (gengs, beli gitar saja bawa pasukan) saya mulai memilih gitar yang dijual di sana. Sumpah, saya sampai bingung mau gitar yang mana hahaha. Berdasarkan jenis gitar yang saya mau, dan rekomendasi saudara-saudaranya Akim, saya pun membeli sebuah gitar dengan warna kayu natural berukuran sedang. Transaksi itu terjadi setelah saya mencoba tiga buah gitar. Tingkat kenyamanan memang beda-beda. Dan akhirnya saya berhasil membeli gitar yang satu ini:
Belum sempat mencabut stiker harganya pula hahaha. Oh ya, harganya Rp 950K ditambah tas gitar totalnya Rp 980K. Melihat itu, saudaranya Akim membisik: kan tinggal sedikit dapat Yamaha yang 1,5Juta, Kak! Hmmm. Beberapa ratus ribu ini bisa buat makan serumah dua mingguan. Ha ha ha.
Apa pelajaran dari pos hari ini? Ya itu, beli gitar itu kayak cari calon suami. Harus yang nyaman. Hahaha. Kalau tidak nyaman, mainnya tidak enak (gitarrrrr, main gitarrrrr). Saya membeli gitar memang berdasarkan pengalaman pribadi. Karena gitar yang dibeli bakal menjadi sahabat bermusik sehari-hari jadi memang harus pilih yang nyaman. Sejauh ini (baru tiga hari) saya memainkannya, rasanya nyaman-nyaman dan enak-enak saja. Demikian pula dengan calon suami, setidaknya ada kenyamanan ketika bersamanya. Uiiiihhhh bahasanya hahaha.
Empat Band SMAK Regina Pacis Bajawa Layak Jadi Juara. Sejak kecil saya sudah terbiasa dengan dunia band. Jemiri Band, nama band keluarga kami. Gila kan? Bapa (alm.) lebih suka beli perangkat band dan soundsystem ketimbang beli tanah! Hahaha. Keluarga kami memang kocak sejak zaman prakambrium. Anyhoo, jadwal Jemiri Band nge-jam itu setiap Sabtu malam. Karena waktu itu saya masih SD, masih suka main tanah, tidak pernah eksis bersama Jemiri Band. Kalau Jemiri Band nge-jam, saya cuma bisa menonton Om Hans Boleng di lead guitar, Om Yolis Fernandez di bass, Om Takari di keyboard, Nanu Pharmantara di rythm, dan Toto Pharmantara (alm.) di drum beraksi. Apabila ada jadwal tampil maka nge-jam bisa setiap malam. Gara-gara Toto Pharmantara, saya berlatih otodidak menabuh drum sampai bisa. Jadi, saya bernyanyi sendiri, nabuh drum sendiri.
Tapi Bapa saya memang keren. Keren karena tidak membeli tanah bekal warisan anak cucu melainkan membeli perangkat band, termasuk keyboard yang selalu mengiringi saya bernyanyi. Satu lagu yang Bapa ciptakan dan sering saya nyanyikan berjudul Hompila Hompimpa. Yea, love him to the moon and back.
Tahun 2005 saya bergabung bersama Cendaga Band sebagai vokalis yang kemudian turut menciptakan lagu-lagu untuk band tersebut. Kami pernah tampil beberapa kali di Lapangan Pancasila Ende, lapangan serbaguna di Jalan Gatot Soebroto Ende, dan event-event yang diselenggarakan oleh pihak-pihak tertentu antara lain Malam Nostalgia di Lapangan Akper Ende. Lagu-lagu yang dibawakan waktu itu random alias bermacam genre. Pop, ska, reggae, blues, rock, rock'n'roll, bahkan dangdut. Sebut saja Come On Eileen dari Save Ferris, Call Me When You're Sober dari Evanescence, Terlalu Manis-nya Slank, Lelaki Buaya Darat dari Ratu, Terajana oleh Rhoma Irama, bahkan Ingin Marah Silahkah oleh Is Haryanto. Kami punya banyak buku yang disebut song bank.
Kesimpulannya saya harus bisa menyanyikan semua jenis lagu yang ditawarkan oleh setiap personil Cendaga Band dan/atau daftar lagu yang diminta oleh pemberi order. Menyenangkan sekali bergabung sama band karena punya teman-teman yang sudah seperti saudara sendiri. Cendaga Band waktu itu digawangi oleh Noel Fernandez (guitarist - melody), Thamrin a.k.a. bu Tham (guitarist - rhythm), Handri Baru (bassist), Alimin (drummer), dan Chonz Odja (keyboardist). Oh ya, tidak lupa saya sebagai vokalis. Untuk event tertentu ada beberapa vokalis tambahan. Cendaga Band kemudian bubar karena pemilik perangkat band dan soundsystem pindah kota. Entah, saya kurang tahu pasti informasi dari manajer kami waktu itu: Om Husni. Karena saya sendiri juga sibuk bekerja kantoran dan siaran di Radio Gomezone FM.
Setelah Cendaga Band bubar, saya dan Noel Fernandez masih sering ngumpul di rumah dan membikin begitu banyak lagu. Proyek kami itu kemudian bermuara pada nama Notes (Noel and Tuteh Sideproject). Notes bahkan telah mengeluarkan satu album. Haha. Kalian pasti tidak percaya kan kalau Notes punya album? Percaya deh. Album itu laku. Tetapi memang tidak diproduksi banyak. Setidaknya banyak teman dari luar daerah yang juga membelinya *kedip-kedip*. Karena lagu-lagu itu memang berbahasa Indonesia dan nge-pop.
Cukup nostalgianya.
Sekarang mari kita lanjut pada SMAK Regina Pacis yang berlokasi di Kota Bajawa, Ibu Kota Kabupaten Ngada. Sekolah keren dengan band-band keren. Tentu juga tentang festival band yang membikin saya bernostalgia di awal pos ini.
Festival Band Pelajar oleh Endemic
Adalah sekelompok anak muda Kota Ende membentuk komunitas bernama Ende Music Community (Endemic). Endemic kemudian menggelar Festival Band Pelajar 2020. Kegiatan berlangsung selama dua hari: Jum'at dan Sabtu, 21 dan 22 Februari 2020, berlokasi di Aula STIPAR Ende di Jalan Gatot Soebroto. Dalam festival ini, ada tiga lagu wajib yaitu Indonesia Tanah Air Beta, Gebyar-Gebyar, dan Bendera. Sedangkan lagu pilihannya adalah sebagai berikut:
Kau yang Terindah - Java Jive.
Belahan Jiwa - Kla Project.
Jalanmu Bukan Jalanku - Andra & The Backbone.
Selayang Pandang - Gugun Blues Shelter.
Film Favorit - Sheila on 7.
Eternal Love - Michael Learns To Rock.
Hotel California - Eagles.
Breakeven - The Script.
Hysteria - The Muse.
Three Little Birds - Bob Marley.
Skala festival ini adalah se-Pulau Flores. Jumlah peserta sebanyak sembilan yang berasal dari tiga kabupaten yaitu Kabupaten Ende, Kabupaten Ngada, dan Kabupaten Nagekeo.
Peserta dari Kabupaten Ende berasal dari dua sekolah: dua band dari SMAK Syuradikara Ende yang menurunkan dua band. Correct me if I'm wrong, nama dua band itu Syuradikara 1 dan Syuradikara 2. Satu band dari SMA Negeri 1 Ende yaitu The Seven Brothers.
Peserta dari Kabupaten Nagekeo berasal dari satu sekolah yaitu SMAK St. Fransiskus Xaverius Boawae. Nama band-nya Smafix.
Peserta dari Kabupaten Ngada berasal dari satu sekolah, SMAK Regina Pacis Bajawa, tapi menurunkan empat band sekaligus yaitu Unidade, Bumble Bee, The Project, dan Queen of Piece.
Festival yang diselenggarakan oleh Endemic ini seperti oase yang dirindukan para musafir. Terakhir festival band pelajar itu berlangsung di Lapangan SMAK Syuradikara Ende di mana saya turut menjadi juri. Diminta sama seniman Ende: Om Benny Laka. Kalau ada Orang Ende yang tidak tahu Om Benny Laka, sungguh terlalu, dan bisa dipastikan kehidupannya hanya berkutat di bawah tempurung. Haha. Ketika diminta untuk turut menjadi juri dalam festival oleh Endemic ini, saya mengiyakan sambil membayangkan seperti apa penampilan band-band yang akan berkompetisi. Paling begitu-begitu saja: bermusik di zona aman dan nyaman. Ekspetasi saya runtuh seketika saat peserta pertama tampil. Mereka dari SMAK Regina Pacis Bajawa; Queen of Piece.
Bukan Sekadar Band SMA
Dua peserta pertama berasal dari SMAK Regina Pacis Bajawa. Penampilan keduanya sudah bikin saya merinding. Manapula salah satu band itu, Bumble Bee dengan vokalis cewek, memainkan lagu pilihan dari The Muse, Hysteria. Setelah mereka, masih diselingi dengan peserta dari Ende, kembali ke Bajawa, Boawae, dan Ende. Pokoknya sembilan peserta berusaha tampil dengan sebaik-baiknya. Tetapi kemudian saya menjadi sadar bahwa ada yang jomplang antara empat band asal SMAK Regina Pacis Bajawa dengan band-band lainnya. Mereka terlalu bagus untuk band sekolah. Apanya yang bagus, Teh? Pasti kalian bertanya-tanya.
1. Skill dan Teknik
Secara keseluruhan, masing-masing personil empat band itu punya skill yang mumpuni, baik kemampuan teknis maupun feel (rasa). Teknik mereka setiap kali over tempo pun bikin kagum. Kalau kalian sering makan karipap atau Orang Ende biasa menyebutnya pastel, isian pastel ini sangat terasa/lengkap. Fill-nya sangat terdengar. Itulah yang saya dapat simpulkan ketika empat band dari SMAK Regina Pacis Bajawa ini tampil di panggung. Hal yang sama juga bisa dilihat dari teknik mic-ing. Improvisasinya pas, tidak berlebihan. Di luar dari itu, sesekali terdengar tabuhan drum keteteran, itu pasti. Tapi secara keseluruhan, mereka supa amazing.
2. Percaya Diri
Percaya diri memang mampu mengalahkan segalanya. Baru kali ini saya melihat vokalis yang menatap penonton dan juri dengan tatapan yang menunjukkan saya-percaya-diri tingkat tinggi. Vokalisnya tidak menoleh kanan kiri, tidak grogi (biasanya orang grogi di atas panggung itu mulai merapikan rambut, gulung ujung baju, dan lain sebagainya), tetap fokus pada apa yang harus disajikan kepada penonton. Percaya diri ini kemudian menjadikan aksi panggung mereka sangat menarik dan memukau. Jingkrak di panggung pun dijabanin tanpa ragu sedikit pun. Percayalah, ketika tampil dengan penuh percaya diri, siapa pun dapat memberikan yang terbaik.
3. Kostum
Banyak orang bilang: yang penting skill, teknik, atau musikalitasnya. Kostum mah urusan ke-sekian. Itu pandangan yang keliru, kawan. Kostum merupakan ciri khas. Kostum pun dapat menimbulkan atau mendongkrak percaya diri. Empat band dari SMAK Regina Pacis Bajawa ini tampil dengan kostum kekinian. Misalnya pemain alat musik memakai jas, vokalisnya (kebetulan cewek) memakai jumpsuit putih berbunga merah. Pokoknya, menurut saya, penampilan mereka a la anak band kekinian banget lah. Top.
Yang Lain Juga Bagus
Band lain yang tampil juga bagus. Tetapi memang tetap terlihat dan terdengar jomplangnya dengan band dari SMAK Regina Pacis Bajawa. Saya pikir semua orang yang menonton malam itu juga setuju. Artinya, band-band yang belum beruntung menjadi juara harus lebih giat berlatih dan tampil sebanyak-banyaknya mewakili sekolah mengingat jangka waktu di SMA hanya tiga tahun. Jam terbang itu juga punya peranan yang penting. Menurut teman-teman kerja saya, band-band dari SMAK Regina Pacis Bajawa memang terbiasa tampil di acara-acara atau pesta-pesta. Artinya, band sekolah di sana memang diberi ruang gerak untuk menunjukkan kemampuan mereka sekaligus mereka memperoleh pengalaman atau jam terbang di dunia panggung. Ada sih band yang tidak pernah latihan tahu-tahu tampil, tapi itu personilnya kalau dicampur terdiri atas Ariel, Andra, Yuke, Thomas, dan lainnya. Hahaha. Byuuuuh.
Enam Band Lolos ke Babak Final
Malam babak penyisihan, setelah diskusi dan penghitungan nilai, maka terjaring enam band melaju ke babak final. Empat band berasal dari SMAK Regina Pacis Bajawa, satu band dari SMAK St. Fransiskus Xaverius Boawae, dan satu band dari SMA Negeri 1 Ende. Menjadi obyektif memang tidak bisa menyenangkan apalagi membahagiakan semua orang. Obyektif cenderung menyakitkan dan mengecewakan. Tetapi percayalah, obyektif membikin kita bisa tidur pulas. Hehe. Nada protes memang belum sampai ke telinga saya, tapi saya yakin nada protes itu pasti ada. Terutama, yang meragukan kemampuan saya menjuri dan menilai.
Lantas, siapakah yang menjadi juaranya?
Mari kita lihat.
Juara I - Unidade dari SMAK Regina Pacis Bajawa. Juara II - Queen of Piece dari SMAK Regina Pacis Bajawa. Juara III - Bumble Bee dari SMAK Regina Pacis Bajawa. Juara Harapan I - The Project dari SMAK Regina Pacis Bajawa. Juara Harapan II - Smafix dari SMAK St. Fransiskus Xaverius Boawae. Juara Harapan III - The Seven Brothers dari SMA Negeri 1 Ende.
Sesuai dengan judul pos ini, empat band dari dari SMAK Regina Pacis Bajawa memang layak jadi juara. Mereka memenuhi semua kriteria yang ditetapkan untuk penjurian. Termasuk, best player pun banyak disabet oleh mereka. Bermusik itu, menurut saya pribadi, adalah tentang kenikmatan rasa. Feel dan fill imbang. Skill dan soul imbang. Kalau semuanya imbang, sudah pasti harmoni. Kalau harmoni tercipta, maka mereka memang nyaman sekali dalam bermusik.
I Hope
Harapan saya, Endemic maupun komunitas lain dapat menggelar festival-festival serupa. Karena, masyarakat di Timur Indonesia itu selain terkenal eksotis juga punya kemampuan bermusik yang mumpuni. Bakat kaula muda di dunia musik harus ada wadahnya. Salah satunya dengan festival band pelajar. Hidup ini harus adil. Menurut saya. Kita tidak bisa fokus pada satu lini saja, misalnya literasi saja. Tetapi juga harus memerhatikan lini lainnya seperti musik, wisata, sampai kuliner. Itu baru namanya hidup yang seimbang (banyak menulis kata imbang di sini ya hahaha).
Menulis ini bukan berarti saya mengabaikan band lainnya. Tidak. Seperti yang saya tulis di atas bahwa band lainnya juga bagus. Tetapi harus bisa belajar dan termotivasi dari kehebatan band lain. Di atas langit masih ada langit. Bukan begitu? Begitu bukan? Hehe. Kalau kalah saat masih SMA, siapa tahu kelak kalau sudah kuliah, bisa mewakili kampus mengikuti festival band kampus. Pokoknya harus tetap menjaga semangat dan terus menumbuhkan rasa percaya diri. Segala sesuatunya bisa diraih asal dilakukan dengan kemantapan hati. Ambil contoh: dulu saya ragu kekuatan pikiran dan sugesti mampu membikin saya lebih menikmati hidup. Ternyata kekuatan pikiran dan sugesti mampu membikin saya lebih menikmati hidup, salah satunya dengan tidak terlalu memikirkan kadar gula dalam darah. Haha haha haha *dikeplak dinosaurus*.
Gitaran? Saya Selalu Memainkan Lima Lagu Favorit Ini. Seperti yang sudah sering ditulis sebelumnya, saya suka gitaran sambil bernyanyi, tapi saya bukan pemain gitar dan bukan penyanyi. Perpindahan kunci-kunci dasar saja masih bisa bikin jari-jemari terantuk di senar dan saling membelit. Bernyanyi saja tidak pernah 100% memenuhi nada. Tapi sebagai si tukang ngotot, tentu saya acuh sama kekurangan-kekurangan tersebut. Maafkanlah hamba. Hehe. Impian untuk bisa seperti Alanis Morissette, Jewel, atau Meredith Brooks masih menghantui sampai dengan saat ini. Kalau ada dari kalian yang tidak tahu siapa mereka, berarti masa remaja saya jauh lebih bahagia *dikeplak*. Saya bahkan sering merekam video saat sedang gitaran. Karena kualitasnya bakal bikin Youtube mencret maka tidak pernah dipublis di sana. Cukup dijadikan status WA saja. Makanya, kita temenan di WA, donk. Nomor WA saya ada di right bar.
Umumnya orang-orang yang tidak fasih gitaran akan memilih lagu-lagu pop, superslow, gemulai, dengan perpindahan kunci yang lama. Tapi karena saya ini si tukang ngotot, maka lagu-lagu yang dimainkan justru rata-rata bukan lagu bertempo lambat. Kalau itu masih belum cukup, ngototnya saya juga bisa dilihat pada proses pencarian kunci paling mudah dari lagu-lagu yang boleh dibilang sulit. Itu kan koplak. Makanya saya sering diketawain sama Mas Yoyok perihal kunci-kunci ini. Dia memang sering membantu, membantu membikin saya pusing tujuh keliling. Lha ... sudah tahu jari saya kesulitan sama kunci Bm, Cm, F#m, dia sering banget pilih kunci-kunci itu. Alhamdulillah ada Arya Nara. Silahkan cek channel Youtube Arya Nara kalau kalian ingin bisa gitaran, bernyanyi, menggunakan kunci-kunci alternatif paling mudah.
Akhir-akhir ini ada lima lagu yang paling sering saya nyanyikan sambil gitaran. Ada yang saya rekam videonya, ada pula yang berlalu begitu saja.
Mau tahu lagu-lagu tersebut?
Cekidot!
1. Love Yourself, Justin Bieber
Kita mulai dari Love Yourself oleh Justin Bieber. Sekitar tahun 2016 s.d. 2017 saat masih siaran di Radio Gomezone Flores (radio online) saya dan Mas Yoyok sering meng-cover lagu. Salah satunya Love Yourself. Lagu ini bertempo cukup cepat dengan lirik/kalimat panjang. Menyanyikan lagu ini cukup mudah bagi saya pribadi meskipun bahasa Inggrisnya kacau. Haha. Tapi memainkan kunci-kuncinya ... tunggu dulu. Sampai kemudian saya menonton video Arya Nara di Youtube. Baru saya bisa memainkannya sambil bernyanyi. Manapula dalam video tersebut Arya Nara juga memberikan tutorial cara menggenjreng. Jreng! Jreng! Maka jadilah. Mengingat Valentine sudah dekat, kalian janganlah coba-coba memainkan lagu ini di depan si dia apalagi di depan gebetan. Bisa bubar jalan.
2. Breakeven, The Script
Apa yang paling saya sukai dari The Script? Hmmm ... apa ya. Sepertinya saya suka semuanya. Terutama musik mereka yang berkarakter kuat. Cuma mendengar intro-nya saja kita bisa langsung tahu: ini lagunya The Scirpt. Banyak orang menggilai The Man Who Can't Be Moved. Saya menggilai Breakeven. Asyik banget waktu masuk di reff-nya. Setelah coba memainkannya berkali-kali, akhirnya bisa juga.
3. 2002, Anne Marie
A-ha. Anne Marie punya karakter vokal yang super. Menurut saya. Tidak perlu bernyanyi, ngomong saja sudah bikin kuping terbuai. Haha. Salah satu lagunya yang populer berjudul 2002. Lucunya, pertama kali saya mencari lirik lagu ini bukan mengetik kalimat kunci: Anne Marie 2002, melainkan Anne Marie The Day When We Fall In Love. Koplaaaaak. Haha. Pasti kalian bertanya, kok bisa begitu? Iya, bisa. Karena saya tidak pernah tahu lagu ini, cuma mendengar orang menyanyikannya, terus pengen juga bisa menyanyikannya. Aneh. Memang. Kalau tidak aneh, bukan saya namanya. Kunci lagu 2002 juga dimudahkan oleh Arya Nara tetapi menyanyikannya butuh proses belajar yang cukup lama. Guess what ... finally I can sing this song. Sambil gitaran. Tentunya.
4. Memories, Maroon 5
Pertama kali mendengar lagu ini pikiran saya terbawa pada sebuah lagu lawas Canon in D oleh Pachelbel. Lagu klasik ini pernah dibikin versi yang nge-groove banget. Sekali lagi, sebelum belajar kunci gitar Memories, saya belajar menyanyikannya melalui video-video karaoke di Youtube. Sudah memang tapi hasil tidak pernah mengkhianati usaha. By the way, sebagai bonus, saya sertakan lirik Canon in D oleh Pachelbel berikut ini:
Tu tu tu tu Tu tu tu Tu Tu Tu Tu Tu tu tu tu tu tu tu Tu tut tu tu tu tu Tu tururu tururrururutururururu Y yo se que no es querer porque en tus ojos yo me puedo perder Y yo se que no es asi y tus ojos lo vieron por mi Mi corazon encantado brilla Brilla brilla patricio estrella ... Si ves esto Jacqueline Te extraño... Y todo es por ti Ohh si
*ngikik*.
5. Celengan Rindu, Fiersa Besari
Kalau kalian lelaki, bisa gitaran, menjalani hubungan LDR, ayo nyanyikan lagu ini untuk si dia. Dijamin cintanya bakal ... bakal tetap jadi cinta. Tidak mungkin berubah jadi buah naga. Oh ya, lagu ini boleh dibilang mudah dimainkan kunci-kuncinya, mudah pula dinyanyikan. Melly suka banget sama lagu ini. Tapi anehnya setiap kali saya memainkan lagu ini, Melly cuma bersenandung dengan desibel suara yang tipiiiis banget. Malu mungkin, ya. Bahkan saat saya mengajaknya bernyanyi, dia punya 1001 alasan untuk kabur. Gawat benar anak ini. Ceritanya bakal berbeda kalau ada si Thika. Mereka dua bakal nyanyi bareng sambil berpandangan mesra. Gawat benar dua anak ini *ngakak*. Terima kasih, Fiersa Besari. Kaulah sastrawan sekaligus penyanyi yang harus dibanggakan Indonesia.
⧭
Hampir setiap hari lima lagu di atas berkumandang di Pohon Tua. Mau karaokean, boleh. Mau sambil gitaran, hajar bleh. Yang penting semua orang senang. Iya, karena ketika kita bisa menghibur diri sendiri, apalagi orang lain, kenapa harus menunggu? Dengan cara paling sederhana sekali pun. Benar. Karena Mamatua pun bakal sangat terhibur apabila saya gitaran sambil menyanyikan lagu Teluk Bayur. Lagu favorit beliau ... sepanjang masa. Wajah beliau berseri-seri, ikut bernyanyi, terus liriknya beliau ubah. Teluk Bayur selalu diubah menjadi Kolibari. Ck ck ck. Mamatua ini.
Nah, sebentar lagi Valentine kan. Saya tidak pusing memikirkan do or don't mengucapkannya. Saya tidak peduli perdebatan sengit tentang ini dan itu terkait Valentine. Bagi saya, maknanya itu yang bagus. Kata Eko PoceratuValentine itu Hari Kasih Sayang bukan Hari Kasih Barang. Hahaha. Maso ote. Makna Valentine juga jangan kebablasan. Iya, karena kebablasan itu makanya ada perdebatan. Kasih sayang itu universal, bisa untuk siapa saja, dan itu bagus kan? Valentine bukan berarti perempuan mau saja diajak tidur sama lelaki yang bukan muhrimnya. Catet, woy *pasang muka polos*. Oleh karena itu, marilah kembali pada track yang baik, tinggalkan pemahaman yang keliru, bahkan salah. Supaya apa? Supaya tidak ada perdebatan.
Muterrrrr.
Sudah ah, malah larinya ke Valentine.
Semoga pos ini bermanfaat. Pertama, bagi kalian yang pengen bisa gitaran dengan membaca pos ini kalian bisa 'berkenalan' dengan Arya Nara di Youtube. Kedua, bisa jadi inspirasi untuk siapa saja yang ingin menghibur diri sendiri maupun orang lain di sekitar. Ketiga, manfaatkan kemampuan gitaran kalian untuk ... merayu gebetan *halah*.
Menariknya Lagu-Lagu Lawas yang Tak Lekang Oleh Waktu. Busyet! Ini judulnya begini banget, yak. Haha. Hyess, salah satu perbuatan yang saya lakukan mengisi waktu cuti sekalian waktu liburan panjang adalah karaoke. Biasanya saya merekam, menggunakan telepon genggam, aksi bernyanyi dengan suara sumbang ini. Tapi lebih sering melakukannya sambil tiduran. Tidak lupa speaker JBL mini, melalui sambungan bluetooth, menemani supaya suara musiknya lebih krenyes. Biasanya aksi karaoke ini dimulai dengan lagu-lagu favorit seperti Flashlight-nya Jessie J, Memories milik Maroon 5, Mirror-nya Justin Timberlake, lantas bergeser pada Ironic milik Alanis Morissette. Dan bisa ditebak, lagu-lagu karaoke itu terus bergeser ke masa lampau. Pada akhirnya yang awalnya karaoke, justru jadinya bernostalgia karena banyak lagu-lagu lawas yang tidak tersedia versi karaokenya di Youtube.
Lama-kelamaan mendengarkan lagu lawas menjadi semacam hobi temporari yang saya lakukan kala bosan bermain Battle Realms di waktu cuti dan libur panjang. Habis mandi yang kemalaman, dibuai angin dari kipas angin, tiduran di karpet, mulai membuka Youtube sekalian membuka memori tentang penyanyi dan lagu-lagu lawas yang pernah ngetop di zamannya. Perasaan jadi ikut terbawa arus sungai hingga ke laut. Saya sendiri terkejut melihat bagaimana cara kerja Youtube menyarankan satu per satu video-video musik itu.
Kalian masih ingat Dina Mariana? A-ha! Harusnya masih ingat, donk. Saat masih siaran di Radio Gomezone dulu, saya masih sering mengudarakan lagu-lagu milik Dina Mariana seperti Si Dia atau Ingat Kamu. Sambil mendengarkan Si Dia dari Dina Mariana, saya teringat pada lirik lagu berikut ini: kutunggu kamu di gerbang sekolah, maukah kamu mengantarku pulang. Sebagai anak era 80-an dan 90-an, saya tidak bisa melupakan lirik lagu yang satu ini. Langsung mencarinya di Youtube. Kata kuncinya? Ya itu tadi: kutunggu kamu di gerbang sekolah, maukah kamu mengantarku pulang. Ketemu? Ketemu! Nama penyanyinya Tommy Soemarni and Co. Judul lagunya Ranking Pertama. Hayo kalian, tidak semua tahu penyanyi dan judul lagu kesohor ini kan? Haha. Saya merasa sangat bahagia.
Bicara soal lagu lawas rasanya tidak adil kalau tidak menulis tentang Rumpies. Salah satu, atau satu-satunya?, lagu mereka yang ngetop waktu itu berjudul Nurlela. Rumpies ini seharusnya bisa menjadi kelompok vokal perempuan yang sangat kuat di Indonesia. Mereka bahkan sudah lebih dulu ada sebelum Spice Girls merajai tangga lagu dunia dan disebut sebagai girlband pertama di dunia. Kenapa Rumpies saya tulis seharusnya bisa menjadi kelompok vokal perempuan yang sangat kuat di Indonesia? Lihat dulu donk personelnya. Atiek CB, Trie Utami, Malyda, dan Vina Panduwinata! Mereka adalah penyanyi-penyanyi perempuan Indonesia yang berkarakter dan rasa-rasanya semua Orang Indonesia saat itu mengenal mereka lewat acara seperti Album Minggu Kita atau Selekta Pop. Saya juga masih suka menonton video Atiek CB yang berjudul Benci Sendiri.
Ternyata pengetahuan saya tentang lagu lawas berikut penyanyinya ... boleh diadu. Haha.
Mari kita lanjutkan.
Dari para lelaki, saya selalu memilih terlebih dahulu Trio Libels. Roni Sianturi adalah lelaki yang selalu mengisi khayalan masa kecil saya tentang lelaki idaman. Di manakah dia sekarang? Entah. Sama juga dengan entah-di-mana Edwin Manansang. Sementara itu Yanni Airlangga, setahu saya, telah meninggal dunia tahun 2015. Mbakyu, salah satu lagu Yanni yang dinyanyikan solo-karir, merupakan salah satu yang paling saya ingat hingga saat ini. Eh, balik lagi ke Trio Libels, jangan pernah kalian pura-pura tidak mau mendengar Aku Suka Kamu dan Oh Gadisku. Oh gadisku sa sa sa sayaaaaaaang. Iya, Abang sayang kapan lamar?
Era 80-an/90-an selalu juga mengingatkan saya pada Gita Remaja. Kuis musik di TVRI yang dibawakan oleh Tantowi Yahya dengan salah satu band pengiring: Halmahera Band! Nah, gara-gara Halmahera Band dan gaya Tohpati yang cool itu, wajah Roni Sianturi dalam khayalan saya pun berganti dengan wajah Tohpati. Siapa sih perempuan yang bisa tahan melihat gaya si Tohpati? Gara-gara itu saya jadi pernah menunggu album Halmahera dan tergila-gila sama Lukisan Pagi-nya Tohpati bersama Shakila.
Perjalanan saya bernostalgia sama lagu-lagu lawas mempertemukan saya dengan begitu banyak penyanyi zaman doeloe. Sebut saja Twin Sister, masih ada yang ingat mereka dengan gaya menyanyinya di panggung?, Ria Rizky Fauzi yang ngetop dengan lirik: kututup layar cintakuuuu, tentu ada cintaku di Barcelonaaaa oleh Fariz RM, Duo D yang terdiri dari Dian Pramana Putra dan Deddy Dhukun dengan lirik: aku yakin di antara kita masih ada cinta yang membara. Amboiii, perasaan siapa yang tidak uhuk ehek ahak? Duh, jadi pengen nyanyi, haha. Oddie Agam hadir dengan nuansa musik yang kece dalam Kesempatan bareng Dewi Yull. Eh, masih ada yang ingat Dewi Yull kah? Semoga masih ada yang mengingatnya. Beliau punya warna suara yang unik.
Lalu, mata saya menangkap tulisan Kirey. Begitu melihatnya yang terlintas di benak saya bukan Terlalu melainkan Jangan Kau Samakan. Hyuk kita nyanyi bareng-bareng ...
Bagaimana, kawan? Lagu lawas itu asyik kan? Saya berharap sambil membaca ini kalian juga sambil mencari video musiknya di Youtube. Sekalian mendengarkan, sekalian bernostalgia, sekalian baper, sekalian ... ah, telepon mantan sekarang! *ngakak guling-guling*. Tentu saya tidak menulis semua penyanyi berikut lagu lawas mereka! Masih ada Ita Purnamasari, Kla Project, Elfa's Singer dengan pentolannya yaitu Yana Julio, Slank, Dewa19, hingga Jamal Mirdad! Nanti ya, kalau sedang in the good mood, saya pasti bakal menulis bagian keduanya. Hehe.
Karya Mereka Terlalu Eksklusif Untuk Tayang di Televisi. Ini adalah pendapat saya pribadi. Mungkin karena televisi sudah terkontaminasi dengan program-program rendah kualitas, pun tingkah polah orang-orang yang bikin masyarakat cerdas mengerut kening, sehingga saya sangat menyayangkan apabila karya-karya dari band/kelompok musik ini tayang di televisi. Biarkan mereka diburu oleh siapapun di Youtube. Mereka begitu mempesona, menghadirkan musik dan lirik, yang seakan-akan berasal dari dunia lain.
Beberapa minggu terakhir saya mulai rajin menonton video milik Amigdala yang tayang di Youtube. Menurut Wikipedia, Amigdala berasal dari bahasa latin amygdalae (bahasa Yunani αμυγδαλή, amygdalē, almond, 'amandel') adalah sekelompok saraf yang berbentuk kacang almond. Pada otak vertebrata terletak pada bagian medial temporal lobe, secara anatomi amigdala dianggap sebagai bagian dari basal ganglia. Amigdala dipercayai merupakan bagian otak yang berperan dalam melakukan pengolahan dan ingatan terhadap reaksi emosi. Oleh karenanya amigdala juga merupakan bagian dari sistem limbik yang dipelajari pada ilmu neurosains kognitif.
Mungkin itu sebabnya mereka mengambil nama Amigdala karena musik dan lirik mereka sangat menghipnotis amigdala manusia. Yang jelas, dari Djarumcoklat tertera keterangan berikut: Amigdala merupakan sebuah unit band indie folk asal kota Bandung yang dibentuk pada Desember 2016 silam. Dalam struktur bahasa, amigdala merupakan satu bagian yang terdapat di otak dan berfungsi atas peluapan emosi. Mungkin, berangkat dari definisi itulah grup ini pun membuat materinya dengan diwarnai emosi yang kentara. Amigdala sendiri diperkuat dengan formasi Andari (vokal), Isa (gitar & vokal), Iqbal (bass), dan Junet (drum).
2. Banda Neira
Yang satu ini sudah lama saya tahu, dengan dua personil Rara Sekar dan Ananda Badudu. Meskipun sudah bubar namun karya-karya mereka masih bisa dinikmati dengan sungguh di Youtube. Kalian harus mendengarkan karya-karya mereka, terutama saat sedang jatuh. Musik mereka lembut tapi liriknya menguatkan.
Saat menulis ini pun saya sambil mendengarkan Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti. Lagu yang menenangkan sekaligus menguatkan jiwa siapapun yang patah, hancur, terkoyak.
3. Payung Teduh
Siapa yang tidak kenal mereka? Rasa-rasanya Akad merupakan master piece yang terus didengarkan hingga detik ini. Informasi dari Wikipedia: Payung Teduh merupakan Band alternatif Indonesia beraliran fusi antara folk, keroncong dan jazz. Payung Teduh terbentuk pada akhir 2007 dengan formasi awal Is (vokalis) dan Comi (kontra bass).
Pada tahun 2008, Payung Teduh mengajak Cito untuk bergabung bersama sebagai drummer lalu mengajak Ivan sebagai pemain gitarlele dan pemain terompet pada tahun 2010. Angin Pujaan Hujan ialah lagu pertama yang memunculkan warna mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta pula lagu-lagu lainnya seperti Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, juga termasuk karya-karya dari pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo seperti Resah, Cerita tentang Gunung dan Laut, serta karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam. Pada akhirnya Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang dirilis di penghujung 2010.Pada akhir tahun 2017 Mohammad Istiqamah Djamad memutuskan untuk keluar dari Payung Teduh karena dirinya sudah merasa tidak lagi sejalan dengan band.
⇜⇝
Karya ketiga band/kelompok musik di atas sungguh fenomenal. Dalam lagu Tuhan Sebut Sia-Sia, Amigdala mengukir makna paling dalam dalam perasaan saya.
Amigdala, Tuhan Sebut Sia-Sia
Aku dingin.
Dan kau makin semarak menuang cuka di atas luka
Aku mendakimu jauh sampai patah kaki
Sedang kau mati suri berdendang sendiri
Aku mendakimu jauh sampai patah kaki
Sedang kau mati suri berdendang sendiri
Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia
Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia
Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia
Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia
Untuk semua orang, yang pernah tersia-siakan, meskipun telah berjuang hingga patah kaki. Tuhan sebut kita semua sia-sia. Ini karya Amigdala.
Jangan terkecoh sama kelembutan musiknya karena liriknya menguatkan sekaligus SANGAR! Musisi-musisi jenius yang pandai memilih diksi serta merangkai kata. Mereka ini bukan sekadar musisi, tapi sekaligus penyair. Dan ya, Karya Mereka Terlalu Eksklusif Untuk Tayang di Televisi.
Di akhir minggu yang baik ini, mari dengarkan karya-karya eksklusif mereka.
Kastau Kastau Yang Ko Mau Jang Sengaja Putar Jauh. Kabupaten Ende dan pesta merupakan kesatuan utuh. Bahkan sampai ada istilah cungkil matahari. Haha. Dulu orang bilang saya ini muka pesta. Pesta apa sih yang tidak saya hadiri? Asal ada undangan, hajar! Kenapa saya suka ke pesta? Karena di pesta ada kegembiraan, ada sahabat, ada senda gurau, ada canda tawa. Selain itu, menghadiri pesta merupakan bentuk penghormatan kita kepada yang punya hajat. Bagaimana dengan makanan yang disuguhkan? Itu perkara ke-sekian. Lalu, apa hubungannya kastau kastau yang ko mau jang sengaja putar jauh dengan pesta? Baca dooonk supaya tidak penasaran.
Dari Timur negeri ini lahir begitu banyak musisi. Ada yang memang lahir di Timur seperti Utha Likumahuwa yang lahir di Ambon, Obbie Messakh yang lahir di Pulau Rote, atau Dewiq (mantan isterinya Pay BIP) yang lahir di Makassar. Ada yang lahir di tanah rantau tetapi berdarah Timur seperti seperti Ruth Sahanaya, Harvey Malaiholo, atau Glen Fredly. Nama-nama itu memang nama yang sudah terdengar di kuping sejak lampau. Bagaimana dengan sekarang? Lebih dahsyat. Musisi dari Timur Negeri tidak perlu terlalu memusingkan biaya transportasi dan akomodasi demi mengantar demo lagu ke produser yang rata-rata berada di Jakarta. Selain Reverbnation, Youtube adalah gerbang merdeka setiap insan termasuk di dalamnya para musisi.
Foto bareng Ivan Nestorman! Musisi kece!
Semakin ke sini musisi dari Timur negeri semakin kreatif. Youtube merupakan media paling mudah dan murah bagi mereka untuk memperkenalkan karya kepada khalayak. Tidak saja musisi seperti Luis Thomas Ire dengan lagu-lagu ciptaannya yang menurut saya sangat agung, tetapi juga musisi yang membaca peluang dari pesta-pesta. Di Kabupaten Ende, lagu pesta itu terdiri dari banyak jenis. Ada lagu khas daerah pengiring tarian adat yang terus lestari dalam dunia moderen yaitu Gawi, Rokatenda, Ja'i, hingga lagu buat bergoyang hasil karya musisi dari Flores, Timor, Ambon, Papua, dan lain sebagainya. Sadhaaaaaap!
Kekuatan lagu buat bergoyang ini tidak saja pada musiknya itu sendiri tetapi juga lirik yang ditulis. Lirik yang lucu, konyol, tetapi sangat Timur. Oleh karena itu kalian harus mengenal Zuyd Boyz dan lainnya.
Zuid Boyz, Anak Selatan
Suatu malam, sedang ada pesta di rumah tetangga, saya yang sedang bekerja kemudian menangkap salah satu lagu yang musiknya enak banget didengar. Bikin kaki gatal pengen bergerak. Haha. Perlu kalian ketahui, pesta di Kabupaten Ende itu kalau lagunya banyak yang suka bakal diudarakan berkali-kali. Seperti lagu dari Zuid Boyz yang berjudul Ena Ena. Tidak hanya pada pesta malam itu, tetapi pada pesta-pesta seterusnya. Amboiiii semakin didengar, semakin asyik. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari lagu ini di Youtube tapi harus bertanya dulu pada Thika dan Indra.
Saya:
Aduh eee ini lagu pung enaaaa lai. Di Youtube ada tidak eee?
Indra:
Cari saja, Ncim. Tulis ena ena, langsung muncul.
Astaga ... ternyata video Ena Ena ini sudah sekitar tiga jutaan kali ditonton! Tentu kemudian saya adalah salah satu penyumbang terbanyak. Gara-gara di rumah internetnya tanpa batas jadi malas men-download. Haha. Sombooooooong *dikeplak dinosaurus*. Pertanyaannya: kenapa saya baru tahu sekarang? Karena saya sudah berhenti menjadi si muka pesta jadi baru tahu dari lagu-lagu yang terdengar dari pestanya tetangga saja.
Ini dia video Ena Ena itu:
Dari Grup Facebook Zuid Boyz, mereka adalah grup hip hop dari Papua Selaan. Zuid dalam bahasa Belanda berarti Selatan. Zuid Boyz berarti Anak (Papua) Selatan. Lagu-lagu mereka bisa kalian dengarkan di akun Reverbnation Zuid Boyz dan akun Soundcloud Zuid Boyz. Silahkan ikuti mereka di IG @zuidboyz_40squad dan Twitter @Zuidboyz. Memang hanya itu informasi yang ada di Grup Facebook mereka. Kalau ada lagi nanti bakal saya tambahkan di pos ini ... kelak.
Gara-gara menonton video Zuid Boyz, Indra Pharmantara yang lebih jadul soal pesta dari saya itu bisa-bisanya merekomendasikan sebuah lagu berjudul Jaga Orang Pu Jodoh dari Near. Walhasil saya mengobrak-abrik Youtube dan memburu lagu-lagu pesta yang sering saya dengarkan itu. Haha. Kocaaaaaak.
Lirik yang Kocak dan Sangat Timur
Merdeka rasanya mendengar lagu-lagu musisi dari Timur ini. NTT, Papua, Maluku, Sulawesi, semuanya. Selain musik, liriknya pun menggelitik. Salah satu liriknya itu yang menjadi judul pos ini. Ya, itu lirik lagu Ena Ena dari Zuid Boyz. Yuk bercengkerama dengan lirik lagu-lagu ini (beberapa tidak sampai selesai satu lagu karena panjang hahaha).
1. Ena Ena, Zuid Boyz
Kemarin sa sudah bilang,
Kalo sa ini sudah sayang
Rupanya oh ada yang kurang,
Ado sip ya sayang sa atur jam tayang
Kalo memang sa tra bisa, Kasih tahu caranya
Untuk dapat yang ena, biar ko juga suka
Gayung mandi su pica bakalai tra jeda
Jujur sudah ka biar tong sama-sama ena
Ena ena ena
Oh mulai ada pertikaian,
Dan sekarang sa yang jadi korban
Sa pu maitua kayanya de mulai gila
Mara tra tau waktu e, Sa pusing ado mama e
Yeskon e sa mo lari sudah, Dosa apa sio dewa
Sante pele mace, Kurang enak coba pake kode
Tadah ko sa ingus malele, Susah bujuk ah bage boleh
Bah salah bah, Mau apa sa bingung ah celaka
Jang begitu juga cinta, Pisah ah ko gertak sa
Dear love, Mace sa love
Sakarang sadar diri saja sa tra bolos
Ritual tiap hari harus panggil ko boss
Siap 86 juga trakan lolos
Sip sa cinta sa bingung harus bagaimana
Tra dapa slak untuk ko jangan marah
Sa su bore, ado pele,
Sa cium juga mungkin mace ko tra yoe
Gas to gas to iyo iyo,
Ena to ena to iyo iyo
Stay cool baru kiss itu boleh,
Ko tau sa nni love ado pele
Dari hari ke hari ko marah sa please,
Ko sante ko manis sip ya pedis
Kastau kastau yang ko mau, Jang sengaja putar jauh
2. Jaga Orang Pu Jodoh, Near
Su lama dekat hampir masuk minta,
Hati su hancur mo kas salah sapa
Ado mama ini palilng sial ow,
Su jaga bae-bae orang pu jodoh
Su jaga bae bae, jaga bae bae,
Nona pu hati sa jaga bae bae
Tapi di akhir baru putus sa menyesal
Su jaga bae-bae orang pu jodoh
Waktu muda sama sama tapi su tua beda
Waktu muda berdua tapi dua ko deng dia
Muda ko nginap tapi cuma sebentar
Akhir te enak orang lain yang datang lamar
Susah sa buka halan su lama sa tahan dan
Sudah sa buka lahan tapi dia yang tanam
Sumpah sa jaga dari gelap sampe terang
Sia sia percuma saya jaga jodoh orang
3. Pantun Rakat (Kapthen Pureq, Kanser PMC, Gusti Senda)
He lele le le le ha
Mari goyang pantun Heleha
He lele le le le ha
Pantun rakat he le le le ka
Biar sa hitam rambut kariting
Mo omong apa juga te penting
Mo bilang, bilang apa lai
Nanti ko pusing tujuh keliling
Kopi hitam rasanya pahit
Tambah gula manis sekali
Kulit hitam su pasti pahit
Sa pu senyum manis sekali
⇜⇝
Kalau kalian tidak ikut bergoyang dan terpingkal-pingkal mendengar lirik lagunya ... coba cari artinya. Haha. Sebenarnya yang dipakai bukan bahasa daerah, melainkan Bahasa Indonesia yang sudah di-Timur-kan. Maksud saya adalah kami terbiasa dengan singkatan yang bikin enak mulut kalau bicara menggunakan Bahasa Indonesia. Misalnya di Kabupaten Ende orang bakal tanya: ko pi mana? Yang artinya kau pergi ke mana. Dijawab: sa pi pasar. Yang artinya saya pergi ke pasar. Ya, kami penyingkat kata. Hehe. Kata 'tidak' bisa menjadi 'tir' atau 'tra' atau 'te'. Asyik kan?
Di akhir pos hari ini, #SabtuReview, yang lumayan panjang karena banyak lirik lagunya, kalian juga pasti bingung dengan istilah cungkil matahari dan muka pesta. Sebelum menutup pos hari ini dengan penjelasan.
Cungkil matahari merupakan istilah pesta sampai pagi.
Muka pesta merupakan istilah untuk orang-orang yang paling rajin ke pesta.
#PDL adalah Pernah Dilakukan. Pos #PDL setiap Jum'at ini merupakan cerita ringan tentang apa saja yang pernah saya lakukan selama ini.
***
Sejak masih SD saya sudah suka mengoleksi buku lagu yang dibeli di tempat orang menjual Teka-Teki Silang. Ukurannya sedikit lebih kecil dari buku TTS dan rada tipis karena paling memuat sepuluh lirik lagu. Buku-buku itu sebagai pendukung apabila menonton acara Album Minggu Kita di TVRI. Jujur, Album Minggu Ini merupakan salah satu acara favorit zaman doeloe! Saya mengenal Slank itu bukan dari RCTI atau ANTV melainkan dari TVRI. Ketahuan kan usia saya berapa ... 27. Haha. Amboiii saya jadi ingat lagu favorit saya zaman duluuuuu judulnya Kau Tercipta Dari Tulang Rusukku, dinyanyikan sama Muchlas Adi Putra dan Maya Angela.
Untunglah ada yang mengunggah video musiknya di Youtube ... LOL!
Kebiasaan mengoleksi buku yang dibeli di tempat orang jualan TTS sempat tamat setelah mulai kenal MTV dimana tidak ada buku lagu dengan lirik lagu-lagu yang disuguhi MTV. Tetapi sebagai gantinya saya menulis sendiri lirik-lirik lagu tersebut. Bayangkan, di zaman itu belum ada internet, bagaimana caranya bisa tahu lirik lagunya Alanis Morissette? Saya punya kertas buraman, minta di Bapa, terus mencatat satu per satu bait. Kalau belum selesai hari ini, besok lihat video musik yang sama, baru dilanjutkan ke bait berikutnya. Sampai selesai dan dipindah ke buku lagu bikinan sendiri. Jelaaasssss banyak vocab yang salah. Yang penting bisa nyanyikan lagu favorit lah, sudah cukup. Urusan lirik benar atau salah biar saya dan pencipta lagu yang tahu ha ha ha.
Setelah saya mengenal dunia ini *tsah* saya mulai suka membikin lagu sendiri. Modalnya cuma kunci yang itu-itu saja di gitar andalan. Kunci G, C, D, F, Am, E, Em, Fm, Dm, tanpa kunci B. Lagu pertama yang saya bikin itu untuk Cendaga Band, dimana saya menjadi vokalisnya, berjudul Jangan Paksa Aku. Terima kasih untuk diri saya yang sempat mengunggah video hancur-hancuran tentang profil Cendaga Band di Youtube!!!!! Silahkan dengarkan lagunya di video berikut ini:
Kalau mau ngetawain juga boleh. Tidak akan saya tersinggung. Karena waktu itu proses rekamannya live di studio Cendaga Band, tanpa polesan ini itu, dan suara saya mentahnya ampun-ampunan. Ya, ini lagu pertama yang saya bikin, kemudian teman-teman Cendaga Band membantu membikin musiknya, sehingga bisa kalian dengarkan. Semoga gendang telinga kalian tidak bocor ya gara-gara mendengar suara saya ... LOL! Bersama Cendaga Band saya punya buku lagu yang jadi song bank-nya band ini. Selain memuat lirik lagu dan kuncinya, saya juga mencatat kunci-kunci gitar yang diajarkan oleh Alimin.
Lepas dari Cendaga Band yang pernah beberapa kali konser itu, karena kesibukan masing-masing personilnya, saya dan Noel pun akhirnya membentuk Notes. Notes itu Noel and Tuteh Saja, tapi kemudian menjadi Noel and Tuteh SideProject. Mungkin karena waktu itu saya tidak bisa berhenti membikin lagu, dan Noel juga tidak bisa berhenti bermusik begitu saja, sehingga kami memutuskan untuk tetap sering ngumpul di rumah saya atau di rumah dia untuk bermusik. Kadang kami hanya gitaran dan nyanyi-nyanyi saja, kadang kami menggarap serius lagu yang sudah saya bikin atau dia bikin. Pokoknya waktu itu kamar saya penuh sama gitar listrik *ngakak*.
Oleh karena itu saya tidak bisa berhenti dengan yang namanya buku lagu. Titik.
Bagaimana dengan sekarang?
Buku lagu sih masih ada tapi tidak perlu di-update lirik-lirik lagunya karena sudah ada internet. Begitu butuh tinggal buka Google Chrome. Betul-betul yaaa zaman berubah sangat jauh. Paperless banget sih tidak, tapi kemudahannya itu yang jelas terasa.
Baru-baru ini saya dihubungi Noel dan kami berencana untuk membikin ulang lagu-lagu Notes di album pertama. Artinya saya perlu siapkan lagi suara *tes tes*. Dan, kami juga berencana membikin ulang semua video musiknya. Bayangkan saja zaman itu bikin video musik pakai fasilitas video dari kamera pocket, dengan aplikasi sunting video yang uh wow bikin gelagapan. Makanya karena sekarang semua sudah serba mudah, kami mau mencoba lagi. Doakan yaaaaa semoga proyek ini bisa terlaksana setidaknya setelah Idul Fitri.
Sudah lama punya akun Youtube tapi baru beberapa bulan terakhir mulai sering saya jengukin, membereskan ini itu, membersihkan sarang laba-laba dan debu. Kenapa baru sekarang mulai rajin melakukannya? Karena saya pikir, meskipun tidak serius di dunia Youtube dan lebih suka nge-blog, boleh juga seiring waktu berjalan subscriber bertambah dan boleh akun Youtube saya itu di-monetize. Mimpi yang ketinggian. Tapi biarlah. Setiap orang berhak mencoba karena dengan mencoba kita jadi tahu celahnya atau kemungkinan ke depannya macam apa. Selama ini rajin menonton video milik orang lain, mungkin sekarang saatnya orang lain juga boleh menonton video yang saya unggah *pemaksaaan secara halus mulus, hahaha*.
Akun Youtube memang milik kita pribadi, tapi aturan yang paling ketat diberlakukan adalah kalau bisa video dan pendukungnya (musik latar) bukanlah milik orang lain, kecuali sudah mendapat doa restu ijin. Dua kali video yang saya unggah ke Youtube menerima e-mail dari Youtube pula. Intinya, musik/lagu yang dipakai di dalam video itu punya hak cipta dan kuatir bakal dikomplain sama si pemilik lagu sehingga saya harus siap-siap menghapus video itu kalau komplain beneran terjadi. Was-was? Iya sih was-was. Namanya juga musik milik orang. Katanya sih itu bisa berpengaruh pula seandainya akun Youtube di-monetize. Apabila kalian punya pengalaman tentang ini, boleh donk bagi tahu saya, supaya lekaslah saya menghapus dua video itu. Terima kasih sebelumnya.
Lantas, apa yang harus saya lakukan?
Saya memang sering membikin lagu baik sendiri maupun bareng sahabat saya Noel. Tapi saya bukan pemusik yang bisa bikin musik meskipun dulu pernah coba-coba bikin musik pakai aplikasi FL Studio. Sedangkan sebuah video akan lebih enak ditonton jika ada musik setidaknya musik pembuka. Ternyata, saya baru tahu, benar-benar baru tahu, kalau Youtube menyediakan begitu banyak musik yang bisa kita unduh gratis! Iya, gratis tanpa perlu kuatir dikomplain sama pihak lain. Ini adalah surga bagi saya yang membutuhkan musik pendukung video!
Lantas, bagaimanakah caranya?
Mungkin sebagian besar dari kalian sudah tahu. Tapi tidak ada salahnya saya menulis ini karena siapa tahu ada yang benar-benar tidak tahu dan membutuhkannya. Dan ini adalah cara yang saya tempuh saat pertama kali mendengar kabar Youtube menyediakan musik untuk para Youtuber. Selanjutnya saya tidak pakai lagi cara ini ha ha ha.
Pertama:
Log in ke akun Youtube kalian.
Kedua:
Masuk ke channel kalian. Arahkah kursor ke sudut kanan atas di ikon profile, lalu klik Your channel, seperti gambar berikut:
Ketiga:
Setelah channel membuka, pada bagian kiri silahkan pilih Help atau bantuan seperti lingkaran pada gambar di bawah ini:
Ketik kata kunci misalnya get music from audio library:
Keempat:
Pilih musiknya, dengarkan, kalau cocok silahkan unduh. Yang saya lingkari merah itu bagian unduhnya.
Itu dia cara saya pertama kali berkenalan dengan Audio Library milik Youtube. Rasanya sangat terberkati karena tidak perlu pusing mencari musik pendukung video yang bakal saya unggah ke Youtube. Sekali lagi, itu cara pertama. Jadi, ada cara lain? Ada donk! Cara ini lebih mudah hahaha. Dasarnya saya saja yang koplaaaaak to the max.
Otomatis kalian akan dibawa pada halaman perpustakaan tempat daftar musik gratisan disediakan oleh Youtube.
Meskipun musik yang disediakan di sana gratisan tapi kalian harus jeli karena ada satu dua musik yang kalau mau dipakai harus disertai pula dengan sumbernya. Selama mengenal fasilitas yang satu ini saya masih menggunakan musik gratisan 100%, tanpa harus mengikutkan sumber musik ke video. Dan itu sudah sangat membantu proses kreatif menyunting video bekal diunggah ke Youtube. Aaaah, benar kata orang, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Lebih baik saya terlambat tahu tentang Audio Library Youtube ketimbang tidak tahu sama sekali. Bukan begitu? Begitu bukan?
Bagaimana dengan kalian, kawan? Apakah pernah menggunakan fasilitas dari Youtube yang satu ini? Seperti apa pengalaman kalian? Bagi tahu yuk di komen :)
Tahun 90-an sampai awal tahun 2000 betul-betul merupakan tahun keemasan dunia musik baik nasional maupun internasional. Ini murni pendapat saya pribadi. Pada rentang tahun itu, selain bersahabat dengan Hilda dan Yusti, saya juga bersahabat dengan Music Television (MTV) dan Channel V. Betapa Bapa sampai pusing kepala karena saya menyambung televisi dengan speaker gede milik Jemiri Soundsystem. Selain punya band bernama Jemiri, kami juga punya unit-unit soundsystem yang disewakan. Bisa kalian bayangkan, itu yang sedang tidur sore, bisa kejengkang dari ranjang gara-gara suara yang menggelegar ha ha ha.
Pssstttt ... gara-gara iklan Durex yang waktu itu luar biasa rajin wara-wiri di MTV, Bapa mulai kesal dan akhirnya melarang saya menyambungkan soundsystem ke televisi gara-gara ada kata kondom. Sebagai gantinya Bapa membelikan saya speaker mini. Huhu. DUREX, THE INTERNATIONAL NAME FOR QUALITY CONDOM. Tanpa mencontek pun jargon ini masih melekat erat di otak saya *nyengir*.
Tahun-tahun itu, internet belum menjajah Kota Ende, pun masih menjadi sesuatu yang langka. Jadi, kalau pengen menonton video musik favorit, ya akses Youtube cuma mengandalkan MTV dan Channel V meskipun lebih seringnya menonton MTV. Makanya, anak MTV tahun 90-an pasti tahu Mike Kaseem, Nadia Hutagalung, sampai Jammie Aditya, Alex Abbad, Donita, Sarah Sechan, dan lain sebagainya. Oh ya, salah satu acaranya adalah MTV Most Wanted, dan saya pernah me-request lagu atau video musik melalui mesin fax kantor! Dududud.
Karena tidak ada internet, untuk bisa menonton video musik favorit pun harus bisa memilah acaranya. Karena kan tidak bisa memilih seenak udel dan video musik favorit tidak tayang setiap jam. Kalau MTV Most Wanted, sudah pasti video favorit di-request juga sama orang lain dalam skala rata-rata. Biasanya, untuk lagu-lagu yang kurang saya suka, volume speaker dikurangi, tapi begitu intro video musik favorit terdengar, volume speaker langsung tancap gas! Ngeeeeng ngeng! Pernah dalam sehari saya pantengin MTV terus demi menonton lagi dan lagi video klipnya Celine Dion dari lagu berjudul That's The Way It Is. Aduhai apa kabar As Long As You Love Me dari Backstreet Boys, Radiohead dengan Creep-nya, Wild World-nya Mr. Big, Madonna dengan Frozen, sampai Ironic milik Alanis Morissette.
Nah, nama terakhir ini yang bakal saya bahas kali ini di #SabtuReview.
Alanis Morissette
Nama besar Alanis Morissette begitu terpatri di hati. Perempuan dengan kecantika alami, sangat enerjik, punya suara yang unik dan powerfull, penampilannya sporty-casual, rambut panjang bukan berarti tidak boleh tomboy, gelang-gelang yang dipakainya, sampai kecerdasan dan kepiawaiannya menulis lirik lagu. Selain Alanis, nama lain yang juga dikenal menulis sendiri lagu-lagunya adalah Jewel. Aaah waktu itu belum ada si Taylor Swift ya hahah.
Balik ke Alanis, karena saya tidak sempat mewawancarainya secara personal *dijumroh warga* jadi lagi-lagi Wikipedia menjadi sumber rujukan.
Nama lengkapnya adalah Alanis Nadine Morissette, lahir 1 Juni 1974, kembaran sama Indra Pharmantara tanggal lahirnya haha. Dia dikenal sebagai penyanyi, penulis lagu, produser rekaman, dan aktris asal Kanada. Alanis dikenal karena suaranya yang lembut seperti mezzo-sporano. Alanis memulai karirnya di Kanada pada awal 1900-an dengan dua album dance-pop yang agak sukses. Setelah itu, sebagian dari kesepakatan rekaman, ia pindah ke Holmby Hills, Los Angeles dan pada tahun 1995 merilis Jagged Little Pill, album yang lebih berorientasi pada genre rock.
Jagged Little Pill ini termasuk album yang masih melekat di otak saya hahah. Album ini terjual lebih dari 33 juta kopi secara global dan merupakan karyanya yang paling diakui secara kritis. Pada tahun 1998, Alanis merilis album berikutnya yaitu Supposed Former Infatuation Junkie.
Di atas tahun 2000-an Alanis mengambil alih proses kreatif dan memproduksi album studio berikutnya diantaranya Under Rug Swept (2001), So-Called Chaos (2004), dan Flavours of Entanglement (2006). Album studio kedelapannya dan yang terbaru hingga saat ini, Havoc and Bright Lights, dirilis pada 2011. Alanis telah menjual lebih dari 75 juta rekaman di seluruh dunia dan dijuluki Queen of Alt-Rock Angst oleh Rolling Stone.
Pada 16 Maret 2018, Alanis menampilkan lagu yang disebut Ablaze selama tur-nya. Pada bulan Oktober 2018, Alanis mengungkapkan di media sosial bahwa ia telah menulis 23 lagu baru dan mengisyaratkan sebuah album baru yang bakal dirilis 2019 dengan taggar #alanismorissettenewrecord2019.
Jagged Little Pill
Dari semua album Alannis, menurut pendapat saya, Jagged Little Pill lah master piece. Album ini mengandung lagu-lagu yang luar biasa kuat. Karena, Jagged Little Pill tidak menjual satu single andalan saja, melainkan keseluruhan yang dikandungnya! Hebatnya lagi, hampir semua lagu-lagu itu punya video musik yang rajin wara-wiri di MTV dan Channel V.
Song List Jagged Little Pill
All I Really Want
You Oughta Know
Perfect
Hand in My Pocket
Right Through You
Forgiven
You Learn
Head Over Feet
Mary Jane
Ironic
Not The Doctor
Wake Up
Pertama kenal Alanis Morissette, di MTV, melalui video musik Ironic. Kalau kalian belum nonton, coba deh ditonton. Atau ... tonton ulang saja di Youtube! Lirik Ironic mengisahkan tentang hal-hal ironi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dari penggalan liriknya: an old man turned ninety-eight, he won the lottery and died the next day. Kita semua pasti pernah mengalami hal-hal beraroma ironi seperti itu. Misalnya: di media sosial Facebook kita adalah orang yang sangat ramah dan suka memerhatikan status orang lain, tapi di kehidupan nyata kita ternyata orang yang sulit bergaul dan selalu menaruh curiga.
Video musik Ironic dikemas sangat apik. Sebuah mobil yang dikendarai oleh empat orang berbeda penampilan tapi semuanya diperankan oleh Alanis by her self. Silahkan lihat video musik di bawah ini untuk lebih jelasnya:
Selanjutnya saya jatuh cinta sama Alanis dan mulai rajin menunggu video musiknya tayang di MTV dan Channel V. Ah, Hand in My Pocket, Head Over Feet, All I Really Want ... dududu ... yuk langsung ke Youtube dan bernostalgia dengan Alanis Morissette!
Lagu-lagu Alanis Morissette merupakan lagu sepanjang masa yang tak lekang oleh waktu. Kalian tentu tidak asing pula dengan Thankyou dan Uninvited kan? Sama, saya juga. Dan masih suka mendengarnya. Tapi kalau ditanya, lagu Alanis yang paling sering saya nyanyikan, bahkan berusaha mengiringi diri sendiri dengan gitar, sudah pasti Hand in My Pocket. Kalau ada yang tidak suka sama lirik lagu ini, sungguh terrrrrr laaaa luuuuu. Penggalannya ini saja sudah bikin kita sadar untuk lebih menikmati hidup.
I'm broke but I'm happy, I'm poor but I'm kind I'm short but I'm healthy, yeah I'm high but I'm grounded, I'm sane but I'm overwhelmed I'm lost but I'm hopeful, baby What it all comes down to Is that everything's gonna be fine, fine, fine 'Cause I've got one hand in my pocket And the other one is giving a high five
Bagaimana, kawan? Dalam sekali kan makna lirik lagunya?
Suatu malam di Stadion Marilonga, di sela-sela pertandingan sepak bola dari Triwarna Soccer Festival, kami berkumpul di ruangan media center. Di pojok ruangan yang juga dijadikan tempat penyimpanan segala barang yang berhubungan dengan event ini, berdiri gitar listrik bass, gitar listrik melodi, gitar akustik, dan sebuah gendang berdiri. Saya sendiri sering memainkan gitar akustik tersebut, melatih jari-jemari yang selalu kesulitan dengan kunci seperti F, B, dan Bm. Jangan tanya lah. Saya cuma bisa G, C, D, Dm, A, Am, E, Em *diketawain dinosaurus*.
Kembali pada suatu malam di ruangan media center ...
Kebetulan malam itu si Tino Tiba, anggota Seksi Acara tetapi terkenal sebagai musisi keren Ende, duduk bersama saya. Kami menemani Rikyn Radja yang sedang makan malam. Kami sendiri sudah duluan makan. Kebetulan ada musisi ini, si Tino, saya memperdengarkan lagu 100 Times Better dari The Willis Clan. Harapannya dia bakal nemu chord termudah dari lagu itu. Eh ketemu! Jadilah saya menyanyikan lagu favorit itu sambil membayangkan bisa melakukan gerakan dance-nya, hihihi. Waktu saya nyanyikan lagu itu, Rikyn sudah selesai makan, lantas mendengungkan semacam back-vocal begitu. Seru lah.
Setelah 100 Times Better, kita nyanyiin Love Yourself dari Justin Bieber. Waaaah asyiknya. Sampai-sampai salah seorang anak pedagang asongan yang kebetulan meloi (mengintip) bertahan di meja tempat kami berkumpul. Dia sangat menikmati. Busyet, dek! Bayar sini! Haha. Kalau kalian membaca pos #PDL Default Perusuh Pengamen ini, kalian pasti tahu saya sangat suka bernyanyi meskipun suara pas-pasan nyaris sesak.
Rikyn kemudian me-request lagu Yesterday dari The Beatles. Ayok, siapa takut? Ndilalah, setelah satu kali menyanyikan Yesterday, ide-ide gila mulai bermunculan. Kami harus merekamnya. What? Saya cuma ngakak melihat Rikyn memindahkan gendang berdiri ke dekat kami. Saya semakin ngakak waktu Tino mengajak si anak pedagang asongan, sebut saja namanya Boy, memukul botol bekas UC1000 dengan batu. Koplak benar. Lebih koplak karena yang murni musisi hanyalah Tino sedangkan kami? No no no. Kehancuran terjadi saat Rikyn dengan bebasnya menepuk gendang sehingga Yesterday dari The Beatles itu terdengar seperti lagu melayu!
Ha ha ha ...
Ternyata, hasilnya asyik juga. Asyik untuk lucu-lucuan. Dan semakin lucu ketika Rikyn berkata: KEMBALI LAGI BERSAMA KAMI CABUL-CABULAN AKUSTIK.
Rikyyyyyn! Please, deh. Cabul semua donk kita. Walhasil, dengan spontanitas yang luar biasa, muncul nama MANIS AKUSTIK dari bibirnya. Terberkatilah saya bersahabat baik dengan orang-orang ini. Mereka luar biasa ... luar biasa bikin pengen jitak haha.
Ini dia hasilnya. BURAM. Ya, saudara-saudara, penerangan di ruangan itu sedang sangat manja. Sebenarnya ini lagu pertama, tapi yang pertama tidak direkam kan, hehehe.
Hasil yang buram itu memang saya sengaja tidak mempermanisnya (baca: gagal mempermanisnya) menggunakan tools pengeditan video di laptop. Saya hanya menyuntingnya menggunakan telepon genggam dengan aplikasi KineMaster gratisan. Saya pikir, mau apa lagi yang diubah? Toh kami hanya ingin bersenang-senang, hehe, tidak ada niat untuk membikin video terbaik dan terbagus sama sekali. Kalau mau bikin video terbaik dan terbagus mah, tidak bisa dadakan begini, kudu diniatin sungguh-sungguh.
Tak cukup satu lagu, kami kembali beraksi di lagu berikutnya. Gang Kelinci. Dan hasilnya pun masih, tentu saja, buram to the max.
Tapi kami gembira melihat hasilnya seperti itu. Karena yang penting adalah melewatkan waktu bersama sahabat dengan melakukan hal-hal gila adalah intinya.
Tidak ada obsesi apa pun dari Manis Akustik, sumpah menulis nama itu saya ngakak membahana, murni kami hanya ingin bersenang-senang di tengah kegiatan menjadi panitia TSF. Lagi pula, meskipun profesi kami berbeda-beda, kami punya kaki yang sama-sama tertanam di lini musik. Tino Tiba adalah musisi. Rikyn Radja adalah koreografer sekaligus anggota Spiritus Sanctus Choir. Saya? Aaaah saya cuma perusuh pengamen yang doyan nyanyi meskipun modal suara pas-pasan nyaris sesak. Yang penting senang-senangnya itu kan ya. Hehe.
Jangan lupa nonton video-video saya di Youtube ya, ingat subscribe, ingat like *halaaah*. Hahaha. Mohon maaf, tidak ada video yang bagus yang bisa saya tawarkan di akun Youtube saya *menunduk dalam*.